Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

FAKTOR FAKTOR FISIK LINGKUNGAN,SOSIAL BUDAYA



MAKALAH PNC

FAKTOR-FAKTOR FISIK, LINGKUNGAN, SOSIAL, BUDAYA, DAN EKONOMI YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI


KATA PEGANTAR


Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya shinggga saya dapat menyelesaikan makalah ini sebagai pengetahuan dan pengalaman. Dan juga saya berterima kasih kepada Ibu Sulastri,M.Kes selaku Dosen mata kuliah PNC  yang telah memberikan tugas ini. Saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menembah wawasan, pengetahuan, pengalaman bagi saya dan pembaca.
            Saya menyadarisepenuhnyabahwadidalammakalahiniterdapatkekurangan-kekurangandanjauhdariapa yang diharapkan. Untukitusayaberharapadanyakritik, saran maupunusulan demi perbaikan di masa yang akandatang, mengingattidakadasesuatu yang sempurnatanpasarana yang membangun. Semogamakalah yang sederhanainidapatdipahamiolehsiapapun yang membacanya.Sebelumnyasayamohonmaafapabilaterdapatkesalahan kata-kata yang kurangberkenan.














                                                                                                                                               





                                                                        DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL            ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ………............................................................................................            ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................1
        1.1. LatarBelakang..........................................................................................................1
        1.2. Rumusan Masalah....................................................................................................1
        1.3. Tujuan .....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................2
        2.1.PengertianNifasdanMenyusui................................................................................2
2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Nifas Dan Menyusui ............................3

BAB III PENUTUP ..............................................................................................................11
        3.1. Kesimpulan ..............................................................................................................11
        3.2. Saran ........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................12

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang 
Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia. Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu dan anak yang sesungguhnya tidak terlepasdarifaktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada. 
Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pacta dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar. Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan ibu nifasyang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap beberapa makanan tertentu. Kebudayaantersebuttidakdapatdihilangkan, salahsatualasan yang kuatdikarenakanpembuktianterhadapbeberapamitoshinggakepercayaanIbuNifasbenaradanya.Namun di sisilain, terdapatbeberapakepercayaan/mitos yang samasekalitidakmembawadampakpositifbagiIbuNifashinggabayibarulahir.

1.2    Rumusan Masalah
Didalam penulisan makalah, memiliki beberapa rumusan masalah yaitu :
1.      Apakah yang dimaksud dengan nifas dan menyusui ?
2.      Bagaimana faktor fisik, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi, yang mempengarahi masa nifas ?

1.3    Tujuan Penulisan
Didalam penulisan masalah, memiliki tujuan yaitu untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan nifas dan menyusui, serta untuk mengetahui apa saja faktor fisik, lingkungan, sosial budaya, dan ekonomi yang mempengaruhi nifas.



BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Pengertian Nifas dan Menyusui
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Menurut Bobak, et.al (2005) periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Pengertian lainnya, masa nifas adalah masa yang dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha, 2009). Masyarakat Indonesia, masa nifas merupakan periode waktu sejak selesai proses persalinan sampai 40 hari setelah itu.
Tujuan asuahan masa nifas:
1.      menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologik,
2.      melaksanakan sharing yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobata atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya
3.      memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayi, dan perawatan bayi sehat
4.      memberi pelayanan KB.
Maryunani (2009)
Peran dan tanggung jawab bidan pada masa nifas :
1.    mengidentifikasi dan merespon terhadap kebutuhan dan komplikasi yang terjadi pada saat-saat penting yaitu 6 jam, 6 hari, 2 minggu dan 6 minggu
2.    mengadakan kolaborasi antara orangtua dan keluarga
3.    membuat kebijakan, perencanaan kesehatan dan administrator. Asuhan masa nifas ini sangat penting karena periode ini merupakan masa kritis baik ibu maupun bayinya.
Suherni (2009)

Menyusui adalah proses memberikan Air Susu Ibu (ASI)melalui payudara ibu secara langsung kepada bayi yangmerupakan reflek insting dari ibu dengan melibatkan hormon-hormonmenyusui (Lang, 2002).Menyusui adalah hak setiap ibu dan tidak terkecuali ibuyang bekerja, maka agar dapat terlaksananya pemberian ASIdibutuhkan informasi yang lengkap mengenai manfaat dari ASI(Kemalasari, 2009). Menyusui akan menjamin bayi tetap sehat dan memulai kehidupannya dengan cara yang paling sehat. Menyusui sebenarnya tidak saja memberikan kesempatan pada bayi untuk tumbuh menjadi manusia yang sehat secara fisik, tetapi juga lebih cerdas, mempunyai emosional yang lebih stabil, perkembanganspiritual yang positif, serta perkembangan sosial yang lebih baik (Roesli, 2005). Menyusui merupakan cara yang optimal dalam memberikan nutrisi dan mengasuh bayi, dan dengan penambahan makanan pelengkap pada paruh kedua tahun pertama, kebutuhan nutrisi,imunologi, dan psikososial dapat terpenuhi hingga tahun kedua dan tahun–tahun berikutnya (Varney, 2004). Bagi masyarakat kita menyusui merupakan hal yang alami. Menyusui merupakan suatu cara yang tidak ada duanya dalam memberikan makanan yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, serta kesehatan ibu dan bayi dapat mempererat ikatan batin antara ibu dan bayi sehingga dasar si kecil percaya pada orang lain dan diri sendiri yang akhirnya bayi berpotensi untuk mengasihi orang lain.

2.2       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Masa Nifas Dan Menyusui

a.      Fisik
·         Suhu tubuh
Beberapa hari setelah melahirkan suhu agak naik antara 370C – 37,50C. Bila suhu melebihi 380C dianggap tidak wajar (Depkes RI, 1997).
·         Nadi
Nadi berkisar antara 60-80 kali permenit, segera setelah parus terjadi bradikardi (Hanifa, 2000).
·         Tekanan Darah
Penurunan tekanan segera setelah persalinan sering terjadi akibat kehilangan darah yang berlebihan (Cunningham, 1995). Pada umumnya beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi post partum, tetapi akan menghilang dengansendirinya apabila tidak terdapat penyakit-penyakit lain yang menyertainya dalam ± 2 bulan tanpa pengobatan (Hanifa, 2000).
·         Pernafasan
Pernafasan berada pada batas normal, teratur, cukup dalam, dengan frekuensi ±18 kali per menit. Apabila pernafasan tidak tertur, dangkal, berbunyi, frekuensi rendah atau tinggi menunjukkan keadaan jantung, paru-paru tidak normal (Christina, 1993)





b.      Psikologis
Wanita hamil akan mengalami perubahan psikologis yang nyata sehingga memerlukan adaptasi. Perubahan mood seperti sering menangis, lekas marah, dan sering sedih atau cepat berubah menjadi senang merupakan manisfestasi dari emosi yang labil. Proses adaptasi berbeda  beda antara satu ibu dengan yang lain. Pada awal kehamilan ibu beradaptasi menerima bayi yang dikandungnya sebagai bagian dari dirinya. Perasaan gembira bercampur dengan kekhawatiran dan kecemasan menghadapi perubahan peran yang sebentar lagi akan dijalani. Seorang wanita setelah sebelumnya menjalani fase sebagai anak kemudian berubah menjadi istri dan harus bersiap menjadi ibu. Proses ini memerlukan waktu untuk bisa menguasai perasaan dan pikirannya. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada janinnya sehingga ada rasa ketakutan akan kehilangan bayinya atau perasaan cemas mengenai kesehatan bayinya. Ibu akan mulai berpikir bagaimana bentuk fisik bayinya sehingga muncul “ mental image “ tentang gambaran bayi yang sempurna dalam pikiran ibu seperti berkulit putih, gemuk, montok dan lain sebagainya. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. Dorongan dan perhatian dari keluarga lainnya merupakan dukungan positif untuk ibu.
Beberapa faktor yang berperan dalam penyesuaian ibu antara lain :
  1. Dukungan keluarga dan teman
  2. Pengalaman waktu melhirkan, harapan dan aspirasi
  3. Pengalaman merawat dan membesarkan anak sebelumnya

Proses adaptasi psikologi sudah terjadi selama kehamilan, menjelang proseskelahiran maupun setelah persalinan.Pada periode tersebut, kecemasan seorangwanita dapat bertambah. Pengalaman yang unik dialami oleh ibu setelahpersalinan.Masa nifas merupakan masa yang rentan dan terbuka untuk bimbingan dan pembelajaran. Perubahan peran seorang ibu memerlukanadaptasi. Tanggung jawab ibu mulai bertambah.
Hal-hal yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
  1. Fungsi menjadi orang tua
  2. Respon dan dukungan dari keluarga
  3. Riwayat dan pengalaman kehamilan serta persalinan
  4. Harapan, keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan

Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas antara lain:
  1. Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir. Ibu perlu bicara tentang dirinya sendiri. Ketidaknyaman fisik yang dialami ibu pada fase ini seperti mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari. Hal tersebut membuat ibu perlu cukup istirahat untuk mencegah gangguan psikologis yang mungkin dialami, seperti menangis, dan mudah tersinggung. Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap lingkungannya. Pada fase ini petugas kesehatan harus menggunakan pendekatan yang empatik agar ibu dapat melewati fase ini dengan baik. Ibu hana ingin didengarkan dan diperhatikan. Kemampuan mendengarkan ( listening skills ) dan menyediakan waktu yang cukup merupakan dukungan yang tidak ternilai bagi ibu. Kehadiran suami atau keluarga sangat diperlukan pad fase ini.
Gangguan fisiologis yang mungkin dirasakan ibu adalah :
a.         Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan lainnya.
b.         Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami ibu misal rasa mules karena rahim berkontraksi untuk kembali pada keadaan semula, payudara bengkak, nyeri luka jahitan.
c.         Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
d.        Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi dan cenderung melihat saja tanpa membantu. Ibu akan merasakan tidak nyaman karena sebenarnya hal tersebut bukan hanya tanggung jawab ibu semata.

2.      Fase taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3 – 10 hari setelah melahirkan. Pada fase ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung dan marah. Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu. Bagi petugas kesehatan pada fase ini merupakan kesempatan yang baik untuk memberikan berbagai penyuluhan dan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu nifas. Tugas kita adalah mengajarkan cara merawat bayi, cara menyusui yang benar, cara merawt luka jahitan, senam nifas, memberikan pendidikan kesehatan yang diperlukan ibu seperti gizi,istirahat, kebersihan diri dan lainnya.
3.      Fase letting go
Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan. Terjadi peningkatan akan perawatan diri dan bayinya. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam mnjalani peran barunya. Pendidikan kesehatan yang diberikan pada fase sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam memenuhi  kebutuhan diri dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga masih terus diperlukan ibu. Suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi, mengerjakan urusan rumah tangga sehingga ibu tidak terlalu terbebani. Ibu memerlukan istirahat yang cukup sehingga mendapatkan kondisi fisik yang bagus untuk dapat merawat bayinya.
Hal-hal yang harus dipenuhi selama nifas adalah sebagai berikut:
·                    Fisik. Meliputi : Istirahat, asupan gizilingkungan bersih
·                    Psikologi. Dukungan dari keluarga sangat diperlukan dalam hal ini
·                    Sosial. Perhatian, rasa kasih sayang, menghibur ibu saat sedih dan menemani saat ibu merasa kesepian
c.       Lingkungan
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil, bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas.

d.      Sosial
Secara sosial terjadi perubahan-perubahan pada wanita yang sudah melahirkan, perlu menyesuaikan diri terhadap dasar sebagai ibu, atau penambahan anak. Terdapat konflik rasa kewanitaan dan rasa keibuan pada masa nifas. Sebagian wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik pada masa nifas, tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dengan keadaan sosialnya sehingga mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma. Berarti secara langsung bahwa perubahan sosial menentukan psikologis ibu nifas
Perubahan sosial yang akan dialami oleh ibu setelah melahirkan diantaranya :
  • Menjadi orangtua yang sempurna
Maksudnya disini adalah bagi pasangan yang baru pertama kali memiliki anak terdapat perubahan sosial besar dimana sebelumnya hanya ada 2 orang (suami istri) tiba – tiba berubah menjadi orangtua yang sempurna ketika buah hati lahir. Pada masa ini, suami istri dituntut untuk menjadi orangtua yang siap siaga 24 jam dalam kehidupannya, dimulai dengan mengatur jadwal bersama demi si buah hati untuk memenuhi kebutuhannya. Mulai dari memberikan ASI, bangun di tangah malam, memasang popok, memandikan, dll. Semua itu harus dipersiapkan dengan baik – baik agar perubahan sosial menjadi orang tua dapat dicapai dengan maksimal.Dan bagi orang tua yang sebelumnya telah memiliki anak, pekerjaan tambahannya adalah memberikan pengertian dan keadilan kasih sayang terhadap anak sebelumnya dan yang baru saja dilahirkan. Disini orang tua dituntut memberikan pemahaman yang baik pada anak sebelumnya tentang kehadiran anggota keluarga baru agar tidak terjadi kesenjangan kasih sayang yang diberikan
  • Penerimaan anggota baru oleh keluarga besar
Dengan kehadirannya seorang anggota baru dalam sebuah keluarga, secara tidak langsung mengubah suasana seluruh anggota besar. Disini dimaksudkan dengan adanya kelahiran bayi diharapkan anggota keluarga besar (seperti kakek, nenek, mertua, dll) bisa digerakkan dalam membantu serta untuk merawat si Bayi. Hal ini dimaksudkan agar tercipta suasana kekeluargaan yang erat anatara kehadiran si buah hati dengan keluarga besarnya.
e.       Budaya
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini. Selain itu ditemukan pula sejumlah pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kesehatan.
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 - 8 minggu. Periode nifas merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Untuk itu perawatan selama masa nifas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
                                                                                                      (Sayfuddin et al, 2002)

Berikut beberapa kebiasaan dan tradisi dari daerah  :
PANDAI SIKEK dari zaman nenek moyang yang di lakukan pada saat nifas. Walaupun dari tahun ke tahun budaya ini sudah mulai hilang, seiring dengan perkembangan zaman. Antara lain :
1.      Biasanya orang-orang dahulu melahirkan dengan dukun beranak. Jadi semua hal tentang nifas dikerjakan berdasarkan anjuran dukun. Persis setelah melahirkan ibu dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh Ragam, dan di pasang selama 40 hari pada pergelangan tangannya. Setelah itu baru boleh dibuka.
2.      Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.
3.      Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun.
4.      Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan kunyahan kunyit, bawang putih, merica hitam, merica putih, dan jariangau pada bagian keningnya.
5.      Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke 3 ).
6.      Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk mengangkang, karna akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.
7.      Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang putih atau gunting kecil, ntuk penangkal mahluk halus. Dan menjaga air susu ibu dari gangguannya.
8.      Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap rebusan air kunyit. Untuk menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.
9.      .Ibu harus memakai sarung selama nifas,dll


MINANG
Menurut beberapa ibu-ibu yang bersuku Minang, perawatan ibu postpartum menurut budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan rempah-rempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata), meletakkan bahan-bahan alami di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan rempah-rempah, membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.
LOMBOK
Selain itu pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin selain memberikan nasi pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu)  kepada bayinya agar bayinya tumbuh sehat dan kuat.  Mereka percaya  bahwa apa yang keluar dari  mulut ibu merupakan yang terbaik untuk bayi. 
KERINCI
Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan bayi  sudah diberi bubur tepung, bubur nasi nasi, pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan memberi roti, pisang, nasi yangsudah dilumatkan ataupun madu, teh manis kepada bayi baru lahir sebelum ASI keluar. 
Demikian pula halnya dengan pembuangan colostrum (ASI yang  pertama kali keluar). Di beberapa masyarakat tradisional, colostrum ini dianggap sebagai susu yang sudah rusak dan tak baik diberikan pada bayi karena warnanya  yang kekuning-kuningan. Selain  itu, ada yang menganggap bahwa colostrum dapat menyebabkan diare, muntah dan masuk  angin pada bayi. Sementara, colostrum sangat berperan  dalam menambah daya kekebalan tubuh bayi. 


MALUKU
Contohnya di daerah Maluku terdapat pantangan makanan pada masa nifas, seperti pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih dan pantangan memakan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk rahim.
Aspek budaya pada masa nifas pada daerah yang lain :
1.      Harus pakai sandal kemana pun Bufas pergi, selama 40 hari,
2.      Harus memakai Stagen/udet/centing. (positif),
3.       Minum jamu, agar rahim cepat kembali seperti semula
4.      Pakai lulur param kocok seluruh badan, biar capek pada badannya cpat ilang,
5.      Tidak boleh bicara dengan keras-keras
6.      tiap pagi harus mandi keramas, biar badannya cepat segar dan peredaran darah lancar
7.      kalau tidur/duduk kaki harus lurus. Tidak boleh di tekuk/posisi miring, hal itu dapat mempengaruhi posisi tulang, cos tulang bufas seperti bayi baru melahirkan/mudah terkena Varises
8.      Harus banyak makanan yang bergizi atau yang mengandung sayur-sayuran,
9.      Tidak usah memakai perhiasan, karena dapat mengganggu aktifitas Bayi.
Di masyarakat Betawi, berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut,  udang  dan  kepiting karena dapat menyebabkan  ASI menjadi asin.

f.       Faktor Ekonomi
Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan yang tinggi menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan kesehatan.





















BAB III
PENUTUP

3.1       KESIMPULAN
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari. Periode postpartum adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamilDalammasyarakatmasihterdapatkebudayaan-kebudayaanIbuNifas. Kebudayaantersebutada yang bersifat negative hinggapositif.Kebudayaantarak(laranganmakanmakanantertentu) dapatditemukandalammasyarakat.

3.2       SARAN
MasihadanyakebudayaanIbunifasditengah-tengahmasyarakatTolakimerupakanhal yang wajar.Namun, bilakebudayaantersebutmembawapengaruhnegatifmakaperludilakukankhusus agar kebudayaantersebuttidakterusdilakukan.

















DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, Soeryani. 2007. Konsep Kebidanan. Jakarta: EGC.
Suherni S.pd,APP,M.kes.dkk (2009).perawatan masa nifas.Fitramaya.Yogyakarta.
Syafruddin, (2009). Sosial Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Kebidanan.jakarta: Trans Info Media.
http://blogger-ver.blogspot.com/2013/04/promosi-kesehatan-pada-ibu-nifas_17.html

 




















 



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar