Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

PERSIAPAN RUANGAN MENJADI BIDAN



MAKALAH
                      Persiapan ruangan persalinan





KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat dan hihayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah  yang berjudul ”Persiapan ruangan persalinan” sesuai waktu yang di tentukan.
Dalam menyusun makalah  ini, penulis mendapatkan banyak pengaruh dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat Bapak/Ibu:
  1. Sri Utami, SST, M.kes. selaku Direktur Akademi Kebidanan Delima Persada Gresik.
  2. Siti Hamidah, SST, M.kes selaku dosen pengajar mata kuliah Asuhan Kebidanan 2.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan pahala atas semua amal kebaikan yang diberikan. Penulis menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan, akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya.

                                                                                                                       
                                               
                                                                                                                                    Penulis




BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa mengunakan alat pertolongan pada usia kehamilan 30-40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi uterus dan tenaga mengejan.
Asuhan yang dapat diberikan bidan kepada ibu adalah memberikan informasi, memberikan dorongan semangat, menyiapkan ruangan untuk persalinan, teman yang mendukung, mobilisasi, memberi tahu pada ibu perubahan apa saja pada saat persalinan antara lain perubahan tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan (Depkes RI, 2000). Keselamatan dan kesejahteraan ibu secara menyeluruh merupakan perhatian yang utama bagi seorang bidan. Bidan bertanggung jawab memberikan pengawasan, nasehat serta asuhan bagi wanita selama masa hamil, bersalin dan nifas. Asuhan kebidanan yang diberikan termasuk pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di komunitas, baik di rumah, posyandu maupun polindes (Rafless, 2011).
1.2              Rumusan masalah
1.2.1        Bagaimana Persiapan Ruangan dalam Persiapan Asuhan Persalinan ?
1.3              Tujuan
1.3.1        Memahami Persiapan Ruangan dalam Persiapan Asuhan Persalinan. 
1.4              Manfaat
1.4.1    Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya tentang Persiapan Asuhan Persalinan tentang PersiapanRuangan
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1     Mempersiapkan Ruangan untuk Persalinan dan Kelahiran Bayi
Persalinan dan kelahiran bayi mungkin terjadi di rumah (rumah ibu atau rumah kerabat), di tempat bidan, PUSKESMAS, POLINDES, atau Rumah Sakit. Pastikan ketersediaan bahan-bahan dan sarana yang memadai. Laksanakan upaya Pencegahan Infeksi (PI) sesuai dengan standart yang telah di tetapkan.
Dimanapun persalinan dan kelahiran bayi terjadi, diperlukan hal-hal pokok sebagai berikut
  1. Ruangan yang hangat dan bersih, memiliki sirkulasi udara yang baik dan terlindung dari tiupan angin.
  2. Sumber air bersih dan mengalir untuk cuci tangan dan memandikan ibu sebelum dan sesuddah melahirkan
  3. Air desinfeksi tingkat tinggi (air yang di didihkan dan di dinginkan) untuk membersihkan vulva dan perineum sebelum dilakukan periksa dalam dan membersihkan perineum ibu setelah bayi lahir.
  4. Kecukupan air bersih, klorin, deterjen, kain pembersih, kain pel, dan srung tangan karet untuk memebersihkan ruangan, lantai, perabotan, dekontaminasi dan proses peralatan.
  5. Kamar mandi yang bersih untuk kebersihan pribadi ibu dan penolong persalinan. Pastikan bahwa kamar kecil dan kamr mandi telah didekontaminasi dengan larutan klorin 0,5 % dibersihkan dengan deterjen dan air sebelum persalinan dimulai (untuk melindungi ibu dari resiko infeksi) dan setelah bayi lahir (untuk melindungi keluarga dari resiko infeksi melalui darah dan sekresi tubuh ibu).
  6. Tempat yang lapang untuk ibu berjalan-jalan dan menunggu saat persalinan, melahirkan bayi dan untuk memberi asuhan bagi ibu dan bayinya setelah persalinan. Pastikan bahwa ibu mendapatkan privasi yang diinginkannya.
  7. Penerangan yang cukup, baik yang siang maupun malam hari.
  8. Tempat tidur yang bersih untuk ibu. Tutupi kasur dengan plastik atau lembaran yang mudah dibersihkan jika terkontaminasi selama persalinan atau  kelahiran bayi.
  9. Tempat yang bersih untuk memberi asuhan bayi baru lahir.
  10. Meja yang bersih atau tempat untuk menaruh peralatan persalinan
  11. Meja untuk tindakan resusitasi bayi baru lahir (Depkes RI : 2008)
Ketetntuan Ruang Bersalin di Rumah Sakit
  1. Lokasi berdekatan dengan kamar operasi dan IGD .
  2. Luas minimal 6 m2 per orang.
  3. Paling kecil, ruangan berukuran 12 m2 .
  4. Harus ada tempat untuk isolasi ibu di tempat terpisah.
  5. Tiap ibu bersalin harus punya privasi agar keluarga dapat hadir.
  6. Ruangan bersalin tidak boleh merupakan tempat lalu lalang orang.
  7. Bila kamar operasi juga ada dalam lokasi yangsama, upayakan tidak melintas pada ruang bersalin.
  8. Minimal 2 kamar bersalin terdapat pada setiap rumah sakit umum.
  9. Kamar bersalin terletak sangat dekat dengan kamar neonatal, untuk memudahkan transportasi bayi dengan komplikasi ke ruang rawat.
  10. Idealnya sebuah ruang bersalin merupakan unit terintegrasi: kala 1, kala 2 dan kala 3 yang berarti setiap pasien diperlakukan utuh sampai kala 4 bagi ibu bersama bayinya secara privasi. Bila tidak memungkinkan, maka diperlukan dua kamar kala 1 dan sebuah kamar kala 2.
  11.  Kamar bersalin harus dekat dengan ruang jaga perawat (nurse station) agar memudahkan pengawasan ketat setelah pasien partus sebelum dibawa ke ruang rawat (post partum). Selanjutnya bila diperlukan operasi, pasien akan dibawa ke kamar operasi yang berdekatan dengan kamar bersalin.
  12.  Harus ada kamar mandi/ toilet yang berhubungan dengan kamar bersalin.
  13. Ruang post partum harus cukup luas, standar 8 m2 per tempat tidur (bed).
  14. Ruang tersebut terpisah dari fasilitas: toilet, kloset, lemari.
  15. Pada ruang dengan banyak tempat tidur, jarak antar tempat tidur minimal 1 meter.
  16. Jumlah tempat tidur per ruangan maksimum 4 buah.
  17. Tiap ruangan harus mempunyai jendela sehingga cahaya dan udara cukup.
  18. Harus ada fasilitas untuk cuci tangan pada tiap ruangan.
  19.  Tiap pasien harus punya akses ke kamar mandi privasi tanpa ke koridor.
  20.  Kamar periksa/diagnostik harus mempunyai luas sekurang-kurangnya 11 m 2 dan berisi: tempat tidur pasien/obsgin, kursi pemeriksa, lampu sorot, troli alat, lemari obat kecil, USG mobile dan troli emergensi
  21. Ada ruang perawat (nurse station).
  22. Ruang isolasi bagi kasus infeksi perlu disediakan seperti pada kamar bersalin.
  23. Ruang tindakan operasi/kecil darurat/ one daycare: untuk kuret, penjahitan dan sebagainya.
  24. Ruang tunggu bagi keluarga pasien.
















BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan kompeten, yaitu dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat adalah: dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan. Pada kenyataan dilapangan, masih terdapat penolong persalinan yang bukan tenaga kesehatan, dan dilakukan di luar fasilitas pelayanan kesehatan. Secara bertahap seluruh persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan.
3.2 Saran
     Dalam hal ini tenaga kesehatan terutama bidan harus bisa dan mengerti tentang Persiapan Asuhan Persalinan apa saja yang harus diberikan pada ibu bersalin bidan juga harus bisa mendokumentasikan semua tindakan dan perkembangan yang terjadi pada ibu bersalin.









DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2562/MENKES/PER/XII/2011

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2012
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'










Awalnya aku hanya mencoba main togel akibat adanya hutang yang sangat banyak dan akhirnya aku buka internet mencari aki yang bisa membantu orang akhirnya di situ lah ak bisa meliat nmor nya AKI NAWE terus aku berpikir aku harus hubungi AKI NAWE meskipun itu dilarang agama ,apa boleh buat nasip sudah jadi bubur,dan akhirnya aku menemukan seorang aki.ternyata alhamdulillah AKI NAWE bisa membantu saya juga dan aku dapat mengubah hidup yang jauh lebih baik berkat bantuan AKI NAWE dgn waktu yang singkat aku sudah membuktikan namanya keajaiban satu hari bisa merubah hidup ,kita yang penting kita tdk boleh putus hasa dan harus berusaha insya allah kita pasti meliat hasil nya sendiri. siapa tau anda berminat silakan hubungi AKI NAWE Di Nmr 085--->"218--->"379--->''259'

Posting Komentar