KEBUTUHAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL TRISEMESTER I, II, III :
RASA AMAN DAN NYAMAN SELAMA KEHAMILAN, PERSIAPAN
MENJADI ORANG TUA, PERSIAPAN SIBLING
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kehamilan merupakan krisis bagi kehidupan keluarga yang dapat diikuti dengan stres dan kecemasan. Perubahan dan adaptasi selama kehamilan, tidak hanya dirasakan oleh ibu tetapi seluruh anggota keluarga. Oleh karena itu, selama kehamilan seluruh anggota keluarga harus terlibat terutama suami.
Ketersediaan dukungan social untuk kesejahteraan psikososial ibu hamil adalah hal yang penting. Dukungan dan kasih saying dari anggota keluarga dapat memberikan perasaan nyaman dan aman ketika ibu merasa takut dan khawatir dengan kehamilannya. Selain dukungan dari keluarga, ibu hamil juga memerlukan dukungan dari tenaga kesehatan khususnya bidan yang menemani ibu selama masa kehamilannya.
B. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : “Untuk menjelaskan tentang rasa aman dan nyaman, persiapan menjadi
orang tua, persiapan subling pada ibu hamil”.
C. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini yaitu :Bentuk dukungan tenaga kesehatan yang bagaimana yang perlu diberikan pada ibu hamil.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
RASA
AMAN DAN NYAMAN
Orang yang
paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak. Semakin
banyak bukti menunjukan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh
pasangan prianya selama hamil akan menunjukan lebih sedikit gejala emosi dan
fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan
penyesuaian selam masa nifas. Ada dua kebutuhan utama yang ditunjukan wanita
selama ia hamil, kebutuhan pertama ialah menerima tanda-tanda bahwa ia dicintai
dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya
terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut kadalam keluarga.
Peran keluarga khususnya suami,
sangat diperlukan bagi seorang wanita hamil. Keterlibatan dan dukungan yang
diberikan suami kepada kehamilan akan mempererat hubungan antara ayah anak dan
suami istri. Dukungan yang diperoleh oleh ibu hamil akan membuatnya lebih
tenang dan nyaman dalam kehamilannya. Hal ini akan memberikan kehamilan yang
sehat. Dukungan yang dapat diberikan oleh suami misalnya dengan mengantar ibu
memeriksakan kehamilan, memenuhi keinginan ibu hamil yang ngidam, mengingatkan
minum tablet besi, maupun membantu ibu malakukan kegiatan rumah tangga selama
ibu hamil.Walaupun suami melakukan hal kecil namun mempunyai makna yang tinggi
dalam meningkatkan keadaan psikologis ibu hamil ke arah yang lebih baik.
Selama
kehamilan mungkin ibu mengeluhkan bahwa ia mengalami berbagai ketidaknyamanan,
walaupun bersifat umum dan tidak mengancam keselamatan jiwa, tapi
ketidaknyamanan tersebut dapat menyulitkan ibu. Bidan sebagai tenaga kesehatan
harus mendengarkan keluhan ibu, membicarakan tentang berbagai macam keluhan dan
membantunya mencari cara untuk mengatasinya sehingga ibu dapat menikmati
kehamilannya dengan aman dan nyaman. Keluarga dapat memberikan perhatian dan
dukungan sehingga ibu merasa aman dan tidak sendiri dalam menghadapi
kehamilannya.
Untuk menyiapkan rasa nyaman dapat
ditempuh dengan senam untuk memperkuat otot-otot, mengatur posisi duduk untuk
mengatasi nyeri punggung akibat semakin membesar kehamilannya, mengatur
berbagai sikap tubuh untuk meredakan nyeri dan pegal, sikap berdiri yang
membuat bayi leluasa, melatih sikap santai untuk menenangkan pikiran dan tubuh,
melakukan relaksasi sentuhan dan teknik pemijatan.
Beberapa ketidaknyamanan yang terjadi pada kehamilan :
Trimester
I
Diare
Dapat dikurangi/dicegah dengan
cairan pengganti, hindari makanan berserat tinggi, makan sedikit namun sering
Nocturia, dapat dikurangi/dicegah dengan penjelasan tentang sebab-sebabnya, kosongkan saat terasa dorongan
untuk BAK, perbanyak minum pada siang hari, jangan kurangi minum malam hari
kecuali sangat mengganggu
Striae
di perut
Gatal-gatal,
dapat dikurangi/dicegah dengan menggunakan kompres, oatmeal
Hidung
tersumbat/berdarah
Ngidam
Kelelahan
Kemerahan
di telapak tangan
Keputihan
Berkeringat
Ptyalism
Mual
dan muntah
Sakit
kepala
Spider
nevi
Trimester
II
Chloasma
Gravidarum
Diare
Edema
Gatal-gatal
Gusi
berdarah
Hemoroid
Sulit
tidur
Kemerahan
pada telapak tangan
Keputihan
Berkeringat
Konstipasi
Kramp
pada kaki
Mati
rasa dan rasa geli pada jari tangan dan kaki
Sesak
napas
Nyeri
ligamentum
Panas
dalam
Perut
kembung
Pusing
Sakit
kepala
Sakit
punggung atas dan bawah
Varises
pada kaki/vulva
Trimester
III
Diare
Edema
Nocturia
Gatal-gatal
Hemoroid
Keputihan
Berkeringat
Konstipasi
Mati
rasa dan geli
2.
PERSIAPAN
MENJADI ORANG TUA
Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi perubahan dari masa anak menjadi orang tua, dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggung jawab keluarga.
Suami akan mengalami perubahan menjadi orang tua, seperti bertambahnya tanggungjawab. Selama periode prenatal, ibu ialah satu satunya pihak yang membentuk lingkungan tempat janin tumbuh dan
berkembang.
Reaksi pertama seorang pria ketika mengetahui dirinya akan menjadi seorang ayahmaka timbulnya kebanggaan atas kemampuannya mempunyai keturunan bercampur dan keprihatinan akan persiapannya menjadi seorang ayah dan pencari nafkah untuk keluarganya. Seorang calon ayah mungkin akan sangat memperhatikan keadaan ibu yang sedang hamil dan menghindari seks karena takut akan mencederai bayinya. Disamping respon yang diperhatikannya,
seorang ayah perlu dapat memahami keadaan ini dan
menerimanya.
Steele dan Pollack (1968) menyatakan bahwa menjadi orang tua merupakan proses yang terdiri dari dua komponen. Komponen pertama, bersifat praktis dan mekanis, melibatkan keterampilan kognitif dan motorik. Komponen kedua, bersifat emosional, melibatkan keterampilan kognetif dan efektif. Kedua componen ini penting untuk perkembangan dan keberadaan bayi.
Kelahiran dapat pula disebut sebagai suatu keajaiban karena dalam waktu sembilan bulan
terbentuklah suatu makhluk hidup baru dari sebuah sel yang besarnya tidak lebih dari sebutir
pasir. Peristiwa ini membuat pasangan suami istri berubah status menjadi orang
tua dan mengalami berbagai kejadian berarti dalam
hidupnya. Kegembiraan dan kesedihan akan lebih mempererat hubungan
diantara keduanya.
Mengandung merupakan waktu yang paling mencemaskan bagi ibu apalagi ketika
menunggu saat kelahiran dan ini dapat diperingan dengan mendiskusikan semua kecemasan yang dirasakan dengan pasangan, keluarga dan tenaga kesehatan. Memang ketika
mengetahui bahwa diri hamil akan terasa mengejutkan, namun diperlukan persiapan
untuk menjadi orang tua sedini mungkin, diantaranya :
Bersama-sama dengan pasangan selama
kehamilan dan saat melahirkan untuk saling berbagi pengalaman yang unik tentang
setiap kejadian yang dialami.
Berdiskusi dengan pasangan tentang
apa yang akan dilakukan untuk menghadapi status sebagai orang tua, seperti :
akomodasi bagi calon bayi, menyiapkan tambahan penghasilan, bagaimana nanti
apabila nanti bila tibanya saat ibu harus kembali bekerja, apa saja yang
diperlukan untuk merawat bayi, dll.
Hubungan ini dapat memeprkokoh perasaan diantara pasangan, bahwa
memiliki bayi berarti saling membagi tugas. Yang tidak kalah penting adalah
persiapan psikologis dalam menghadapi
perubahan status dari hanya hidup berdua dengan pasangan, sekarang ada anggota
baru dalam keluarga.
3.
PERSIAPAN SIBLING
Jika memutuskan untuk mempunyai bayi lagi,
kekuatan dari ikatan batin antara ibu dan anak pertama akan terbukti sangat
penting. Anak-anak yang lebih tua, yang telah membentuk semacam independensi
dan ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa terancam oleh
kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan
batin yang sama. Anak-anak berusia 3 tahun atau lebih akan cenderung
menunggu-nunggu kelahiran seorang bayi baru, sedangkan anak-anak yang lebih
muda mungkin merasa cemas menantikan peristiwa kelahiran adiknya.
Kenyataannya semua anak merasa teraancam
oleh kedatangan seorang bayi baru, meskipun dengan derajat yang berbeda-beda,
baik selama kehamilan maupun setelah kelahiran dan perlu diyakini bahwa ibu
masih mencintai mereka. Untuk mempersiapkan sang kakak dalam menerima kehadiran
adiknya dapat dilakukan dengan cara :
Ceritakan mengenai calon adik yang
disesuaikan dengan usia dan kemampuannya untuk memahami, tapi tidak pada usia
kehamilan muda karena anak akan cepat bosan
Jangan
sampai dia mengetahui tentang calon adiknya dari orang lain
Biarkan
dia merasakan gerakan dan bunyi jantung adiknya
Gunakan
gambar-gambar mengenai cara perawatan bayi
Sediakan buku yang menjelaskan
dengan mudah tentang kehamilan, persalinan dan perawatan bayi
Menunjukkan foto anak semasa bayi,
sehingga dapat membantunya membayangkan kecilnya tubuh adiknya.
Mengajaknya menengok teman yang
sedang memiliki bayi, sehingga anak dapat menyentuhnya dan melihat bagaimana
bayi disusui, diganti pakaiannya dan dimandikan. Baik anak laki-laki atau
perempuan dapat menggunakan boneka untuk memperagakannya di rumah.
Biarkan
sang kakak membantu menyiapkan kamar dan pakaian calon adiknya
Bila akan menggunakan kamar sang
kakak, siapkan beberapa bulan sebelumnya agar tidak merasa tersisihkan
Yakinkan
bahwa ibu tetap mencintainya setelah adiknya lahir
Apabila bayi kembar atau cacat maka
persiapkan sedinimungkin sang kakak untuk lebih mandiri
Bila anak sudah cukup besar ajarkan
cara memakai dan melepas baju sendiri, makan ataupun membantu untuk membawakan
sesuatu agar anak mandiri ketika bersalin
Memperkenalkan
pengasuh
Beri kesempatan suami untuk turut
mengurusinya agar anak sadar bahwa bukan hanya ibu yang dapat menyiapkan
makanannya atau menemani tidurnya tetapi ayah juga bias
Perlihatkan
cinta pada anak tertua
Apabila
sang kakak mengatakan ketidaksukaan pada sang adik, maka jangan panic
Tidak boleh memberikan kesan bahwa
ada hal yang mungkin anak rasakan tapi tidak dapat dibicarakan
Tetapkan jadwal mandi dan waktu
tidur bersama-sama dengan anak beberapa bulan sebelum tiba saat melahirkan
sehingga anak terbiasa dengan rutinitas yang terjadi setelah melahirkan
Jika punya kesempatan mulailah
menempatkan anak dalam kelompok bermain sebelum bayi lahir
Upayakan waktu berjauhan dengan anak
sesingkat mungkin agar anak merasa tidak diabaikan
Ajaklah anak untuk mengunjingi
adiknya di RS dengan memastikan bahwa ibu tidak sedang menyusui tetapi biarkan
bayi tetap di boksnya
Ketika anak mengunjungi adiknya di
RS tunjukkanlah perhatian pada anak dan katakanlah bahwa ibu sangat rindu
padanya atau berikan hadiah kecil dari
adiknya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Memberikan
rasa aman dan nyaman selama masa kehamilan sangat dibutuhkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi ibu
yang baru pertama kali hamil.
2. Untuk pasangan baru, kehamilan merupakan kondisi perubahan dari masa anak menjadi orang tua, dan apabila kehamilan berakhir maka akan bertambah tanggungjawab keluarga.
3. Anak-anak yang lebih tua,
yang telah membentuk semacam independensi dan
ikatan batin yang kuat biasanya tidak begitu merasa terancam oleh
kedatangan bayi baru daripada anak-anak yang belum mencapai kekuatan ikatan
batin yang sama.
B. SARAN
Sebagai
tenaga kesehatan hendaknya kita senantiasa memberikan rasa aman dan nyaman kepada
setiap ibu hamil agar supaya mereka dapat menerima perubahan fisik dan
psikologis yang mereka alami dan dapat memperoleh dukungan moral yang dapat membuat mereka lebih nyaman dalam menjalani kehamilannya
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta :
P.T. Bina PustakaSarwonoPrawirohardjo
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar ASKEB I: Konsep Dasar Asuhan Kehamilan. Yogyakarta : Nuh Medika
0 komentar:
Posting Komentar